SIBERITA.ID | Banyak dari pendukung sepak bola Iran memboikot gelaran Piala Dunia karena mereka kecewa dengan timnas mereka sendiri.
Pasalnya mereka merasakan timnas tidak cukup untuk mendukung gerakan protes dan kritik terhadap rezim yang telah membunuh ratusan orang di Iran.
Namun, sebuah grup pendukung sepak bola yang berada di luar Iran, memutuskan pergi ke Qatar dan menjaga semangat protes dari dalam stadion.
"aku senang aku berada di sini, dan aku melakukan ini karena aku bisa melihat ketakutan di mata mereka," kata Tara, perempuan muda Iran sekaligus pemuja sepak bola.
Dia berucap padaku bahwa stadion Piala Dunia dipadati oleh pendukung pemerintah saat timnas Iran berlaga.
Baca Juga: Sikat Uruguay 2-0, Portugal Lolos 16 Besar Piala Dunia 2022
Tara memang bukanlah nama sebenarnya. Setiap orang yang aku ajak bicara dari 'klub rahasia' ini baru bersedia diwawancara ketika identitas mereka disamarkan.
Amir pergi ke Doha dengan pasangannya Rana.
"Kami pikir ini lah yang diinginkan pemerintah, agar kami tidak datang ke sini. Dengan demikian, mereka bisa menempatkan orang-orangnya sendiri [di dalam stadion]," katanya.
"Ini semestinya menjadi bulan madu untuk kami," kata Rana.
Tapi menurutnya menghadiri laga-laga Piala Dunia di Doha telah menimbulkan emosi yang bertentangan pada dirinya.
"Aku benar-benar merasa seperti sedang berduka. Kakak dan adik ku meninggal. Meskipun senang berada di sini, dan menikmati pertandingannya, tapi aku tidak bahagia," katanya.
"Mereka membuat timnas berbalik arah dan melawan kami" ucapnya.
Seperri diketahui Iran telah diguncang protes anti-pemerintah sejak September setelah perempuan berusia 22 tahun, Mahsa Amini, tewas saat berada dalam penahanan polisi.
Orang-orang bingung apakah posisi timnas Iran bersama dengan pengunjuk rasa atau pemerintah.